Mengenal Tentang Bulan Inklusi Keuangan (BIK)
Istilah financial inclusion atau
inklusi keuangan menjadi tren setelah krisis tahun 2008 terutama didasari
dampak krisis kepada kelompok in the bottom of the pyramid (pendapatan
rendah dan tidak teratur, tinggal di daerah terpencil, orang cacat, buruh yang
tidak mempunyai dokumen identitas legal, dan masyarakat pinggiran) yang
umumnya unbanked yang tercatat sangat tinggi di luar negara
maju.
Lalu apa sebenarnya inklusi keuangan
tersebut? Apa hubungannya dengan masyarakat unbanked?
Banyak sekali definisi tentang
inklusi keuangan, menurut Consultative Group to Assist the Poor (CGAP,
2016), menjelaskan inklusi keuangan adalah akses yang dimiliki oleh rumah
tangga dan bisnis terhadap penggunaan produk dan layanan jasa keuangan secara
efektif. Produk dan layanan jasa keuangan tersebut harus tersedia secara
berkelanjutan dan teregulasi dengan baik. Menurut World Bank (2016)
inklusi keuangan didefinisikan sebagai akses terhadap produk dan layanan jasa
keuangan yang bermanfaat dan terjangkau dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
maupun usahanya dalam hal ini transaksi, pembayaran, tabungan, kredit dan
asuransi yang digunakan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Dari berbagai definisi yang ada,
dapat disimpulkan bahwa unsur yang berperan dalam inklusi keuangan adalah
akses, ketersediaan produk dan layanan jasa keuangan, penggunaan, serta
kualitas.
Nah, dengan inklusi keuangan ini
diharapkan dapat mengurangi jumlah masyarakat unbanked atau
yang belum memiliki rekening bank karena tidak memiliki akses layanan perbankan
dasar seperti tabungan.
Padahal akses keuangan merupakan hak
dasar bagi seluruh masyarakat dan memiliki peran penting dalam meningkatkan
hidup masyarakat. Salah satu pemenuhan kebutuhan produk dan layanan keuangan
dari level yang paling mendasar yaitu melalui kepemilikan rekening di bank yang
kemudian dapat berkembang untuk memiliki produk dan layanan keuangan lainnya
seperti asuransi, pembiayaan, program pensiun, dan investasi. Selain itu masih
banyak sekali manfaat yang didapat apabila tercipta keuangan yang inklusif,
antara lain sebagai berikut:
- Meningkatkan
efisiensi ekonomi.
- Mendukung
stabilitas sistem keuangan.
- Mengurangi shadow
banking atau irresponsible finance.
- Mendukung
pendalaman pasar keuangan.
- Memberikan
potensi pasar baru bagi perbankan.
- Mendukung
peningkatan Human Development Index (HDI) Indonesia.
- Berkontribusi
positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional yang sustain dan
berkelanjutan.
- Mengurangi
kesenjangan (inequality) dan rigiditas low income trap,
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang pada akhirnya
berujung pada penurunan tingkat kemiskinan.
Menurut World Bank, inklusi keuangan
adalah faktor pendukung utama untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan
kesejahteraan. Masih menurut organisasi yang sama, sejak 2010 lebih dari 55
negara telah membuat komitmen untuk inklusi keuangan, dan lebih dari 60 negara
telah meluncurkan atau sedang mengembangkan strategi nasional.
Indonesia sendiri telah memiliki
komitmen dalam mendukung inklusi keuangan di dalam negeri. Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) bersama dengan Industri Jasa Keuangan dan lembaga-lembaga
terkait terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan tidak hanya sebatas
pengembangan produk dan layanan jasa keuangan tetapi juga meliputi empat elemen
inklusi keuangan lainnya yaitu perluasan akses keuangan, ketersediaan produk
dan layanan jasa keuangan, penggunaan produk dan layanan jasa keuangan, serta
peningkatan kualitas baik kualitas penggunaan produk dan layanan jasa keuangan
maupun kualitas produk dan layanan jasa keuangan itu sendiri. Upaya ini juga
dilakukan melalui beberapa program, yaitu:
- Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka
Keuangan Inklusif (Laku Pandai)
- Simpanan Pelajar (SimPel)
- Simpanan Mahasiswa dan Pemuda (SiMuda)
- Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD)
- Bank Wakaf Mikro (BWM)
- Pusat Edukasi, Layanan Konsumen & Akses
Keuangan UMKM (PELAKU)
- Kredit Usaha Rakyat (KUR)
- Layanan Keuangan Mikro
Dalam rangka meningkatkan inklusi keuangan yang signifikan dan berkelanjutan, OJK bersama Kementerian/Lembaga, Industri Jasa Keuangan, dan stakeholders terkait secara serentak di seluruh wilayah Indonesia selama bulan Oktober juga melangsungkan Bulan Inklusi Keuangan. Pada Bulan Inklusi Keuangan ini akan dilaksanakan berbagai program seperti kampanye dan sosialisasi terkait inklusi keuangan serta berbagai penjualan produk/jasa keuangan berinsentif seperti diskon, bonus, reward, cashback dan promo khusus di bulan Oktober. Berbagai kegiatan ini diharapkan akan semakin memperkuat komitmen dan dukungan dari seluruh stakeholders untuk meningkatkan inklusi keuangan dengan memantapkan kepercayaan konsumen terhadap produk dan layanan jasa keuangan, serta membuka akses keuangan untuk sektor perbankan, pasar modal, perasuransian, lembaga pembiayaan, pergadaian, dana pensiun dan fintech. Yuk, Bersama kita wujudkan inklusi keuangan untuk semua!
Berita & Aktivitas
Mengenal Tentang Bulan Inklusi Keuangan (BIK)
Tahukah Kamu? Apa itu Bulan Inklusi Keuangan (BIK)? Yuk simak penjelasannya lebih lanjut.
Signing Partnership CIMB Niaga Finance dan Bank Lestari Bali
CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance) melakukan penandatanganan Perjanjan Kerja Sama bersama...
Idul Adha 1445 H, CIMB Niaga Finance Salurkan Kebahagian Lewat Sedekah 2 Ekor Sapi
Jakarta, 17 Juni 2024 – PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance) bersedekah 2 ekor sapi pada...
Mengenal Tentang Bulan Inklusi Keuangan (BIK)
Tahukah Kamu? Apa itu Bulan Inklusi Keuangan (BIK)? Yuk simak penjelasannya lebih lanjut.
Signing Partnership CIMB Niaga Finance dan Bank Lestari Bali
CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance) melakukan penandatanganan Perjanjan Kerja Sama bersama...
Idul Adha 1445 H, CIMB Niaga Finance Salurkan Kebahagian Lewat Sedekah 2 Ekor Sapi
Jakarta, 17 Juni 2024 – PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance) bersedekah 2 ekor sapi pada...